CARA PENGAWETAN BUAH RAMBUTAN

Rambutan, Manisan Rambutan dalam Toples
Pada umumnya sebagian besar masyarakat kita menyukai buah rambutan, karena rasanya yang enak dan manis segar. Tanaman rambutan termasuk tanaman yang berbuah musiman, yang hanya sekali dalam setahun memberikan hasil. Sehingga buah rambutan kurang cocok untuk dijadikan usaha pokok yang terus menerus, tetapi rambutan hanya dapat diusahakan sebagai usaha sampingan saja.

Tanaman buah rambutan ini dari segi bentuk dan rasanya secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu:
  1. Rambutan yang daging buanya lunak atau lembut dan agak lengket dengan bijinya yang dinamakan rambutan lumuan, rasanya sering kurang manis atau ada rasa masamnya. Biasanya jenis rambutan ini kurang diminati masyarakat
  2. Rambutan yang daging buahnya agak keras dan tidak begitu lengket dengan bijinya (mudah dilepaskan dari bijinya) yang dinamakan rambutan kuyakan. Rambutan inilah yang paling disukai masyarakat dan jenis rambutan ini pulalah yang paling baik untuk diawetkan.
Pada tiap musimnya tanaman rambutan sering berbuah melimpah-limpah, sehingga kalau dijual harganya menjadi relatif murah, dan sering tidak termakan baik oleh pemiliknya maupun oleh masyarakat disekitarnya. Dengan demikian tentu banyak buah rambutan yang membusuk dan terbuang sayang begitu saja. Untuk itulah melalui buku kecil ini kami sajikan suatu petunjuk tentang cara pengawetan buah rambutan secara tradisional atau dengan cara yang sederhana yang diharapkan dapat dikerjakan oleh warga masyarakat yang ingin mencari usaha sampingan.  

Adapun cara mengolah pengawetan buah rambutan adalah sebagai berikut :

A. Bahan-bahan
Untuk membuat buah rambutan cara sederhana ini bahan bakunya tidak terlalu banyak macamnya dan mudah diperoleh, bahan baku utamanya adalah:
1. Buah rambutan yang sudah matang dan manis sebanyak 10 kilo gram
2. Gula pasir yang putih sebanyak 1 setengah kilo gram
 
B. Peralatan / Perlengkapan
Disamping bahan baku seperti di atas, peralatan yang perlu dipersiapkan dalam rangka pengawetan buah rambutan cara yang sederhana ini meliputi:
1. Parang
2. Pisau
3. Panci
4. Waskom
5. Sendok besar
6. Stoples
7. Air
8. Kompor / Kayu bakar
9. Cerek
10. Tapisan / saringan
 
C. Persiapan dan proses cara pengolahan buah rambutan
Persiapan yang harus dilakukan
Dalam tahap ini yang perlu kita persiapkan atau kita sediakan dalam rangka pengawetan buah rambutan adalah sebagai berikut:
  1. Pilihlah buah rambutan yang masak dan baik, tidak cacad kulitnya (bekas dimakan ulat) jangan lupa ambil yang masih segar; serta pilihlah rambutan yang mudah dilepaskan daging buahnya (kuyakan).
  2. Siapkan atau sediakan gula pasir, pilih gula pasir yang putih dan bersih, jangan pergunakan gula pasir yang berwarna agak kemerah-merahan; karena bisa merubah warna dan hasil pengawetan kita.
  3. Siapkan atau sediakan alat-alat yang akan dipakai seperti parang, pisau, panci, waskom, sendok besar, stoples, kayu bakar atau kompor, cerek dan tapisan.
 Cara Pengolahan buah rambutan
  1. Buah rambutan yang sudah kita sediakan sebanyak sepuluh kilogram di atas kita kupas kulitnya. Mengupas kulit buah ini sebaiknya kita pergunakan pisau supaya lebih cepat dan tangan kita tidak hitam karena getahnya.
  2. Buah rambutan yang sudah dikupas dipisahkan dari kulitnya, daging buah yang masih melekat pada bijinya itu ditaruh dalam panci yang akan kita kupas atau lepaskan lagi daging buah dan bijinya. Pengambilan / pengupasan / pelepasan daging buah rambutan dari bijinya harus dilakukan dengan hati-hati agar daging buah rambutan tidak hancur dan bentuknya pun bagus. Usahakan agar tiap satu buah rambutan bila diambil/ dilepas dagingnya bisa utuh. Dan yang perlu juga diperhatikan jangan sampai kulit ari dari biji rambutan ikut terkelupas atau telepas dan melekat pada daging buah rambutan yang akan kita awetkan. sebab disamping kelihatan kurang bersih, juga akan mengganggu apabila kita makan daging buah rambutan yang sudah kita awetkan itu nanti.
  3. Untuk lebih praktisnya agar tidak membuang waktu dalam mengambil dan mengupas buah rambutan dari biji bisa dengan menggunakan pisau. Caranya terlebih dahulu perhatikan dan amati dengan seksama pada buah rambutan yang akan dikupas isinya dari biji terdapat semacam garis yang tidak lurus, dari pangkal sampai ujung buah rambutan itu. Disitulah dapat kita mulai mengirisnya memakai pisau untuk melepaskan daging buah dari bijinya. Lakukan pengambilan / pelepasan daging buah dengah hati-hati agar bekas sayatan bisa rata dan kelihatan bagus.
  4. Daging rambutan yang sudah dilepas dari bijinya dapat dicuci dulu dengan air bersih lalu  diletakan didalam waskom untuk direndam dan dicuci lagi dengan air panas. 
 
D. Proses Pengawetan
 
Setelah semua persiapan selesai, barulah kita akan melaksanakan proses pengawetan. Perlu diingat bahwa sebelum kita mulai bekerja hendaknya tangan kita cuci terlebih dahulu sampai bersih. Cucilah tangan dengan air yang sudah dimasak setelah itu dilap sampai kering barulah kita bisa mulai bekerja.

Adapun proses pengawetan ini dilaksanakan dalam beberapa langkah sebagai berikut:

1. Langkah Pertama
Rebuslah air sampai mendidih, banyak air disesuaikan dengan kebutuhan (banyaknya daging buah rambutan yang akan kita cuci) setelah air yang direbut tadi sudah mendidih, angkatlah cerek atau panci tempat merebus air tadi dari kompor atau tungku, dinginkan dulu kurang lebih setengah jam lamanya. Tutup cerek atau panci tempat air panas itu tadi sebaiknya dibuka saja.
 
2. Langkah kedua
Setelah air agak dingin barulah kita siram daging buah rambutan yang telah kita simpan dalam waskom tadi. Sewaktu kita menyiram air kedalam waskom, aduklah daging buah rambutan tadi perlahan-lahan dengan sendok besar yang telah kita persiapkan terus-menerus sampai daging buah rambutan tersebut-benar-benar bersih.
 
3. Langkah ketiga
Setelah daging buah rambutan tersebut sudah bersih semuanya, angkatlah dari waskom yang berisi air pencucinya tadi sedikit demi sedikit dengan sendok dan masukan ke dalam tapisan atau saringan yang sudah diperisapkan sebelumnya. Tiriskan selama kurang lebih 2 sampai 3 jam agar air cucian yang masih melekat pada daging buah rambutan tersebut bisa habis dan kering. Waktu penirisan ini kita lakukan jangan ditempatkan ditempat yang panas, baik panas matahari maupun api.

4. Langkah keempat
Setelah daging rambutan yang kita tiriskan sudah kering dari air yang menempel, barulah kita memasukannya ke dalam stoples yang telah kita persiapkan tadi. Masukan daging rambutan tersebut dengan memakai sendok bersih, jangan sekali-kali memakai tangan saja.
 
5. Langkah kelima
Setelah daging buah rambutan tersebut selesai dimasukan diisi ke dalam stoples, lalu taburilah gula pasir di atas daging buah rambutan itu secukupnya untuk satu stoples. Pemberian gula pada daging buah rambutan ini agar rasanya manis dan yang terutama sekali gunanya agar awet atau tahan lama. Supaya gula pasir dapat meresap secara merata keseluruh daging buah rambutan yang ada dalam stoples itu, hendaknya mengisi stoples jangan terlalu penuh. Penaburan gula pasi cukup dibagian atas saja, jangan diaduk-aduk atau dibolak-balik. Biarkan gula pasir tersebut mencair dengan sendirinya. Biasanya setelah dua belas jam lamanya gula pasisr tersebut akan mencair dan larut keseluruh daging buah rambutan dalam stoples.
 
6. Langkah keenam
Setelah gula ditamburi secukupnya selesai kita melakukan, maka stoples tersebut kita tutup rapat-rapat. Kemudian simpat ditempat yang teduh / dingin, jangan kena panas.  Sebelum lewat dua hari lamanya stoples kita ini tidak boleh dibuka dulu. Setelah dua hari lewat barulah stoples kita ini bisa kita buka. Daging buah rambutannya juga sudah boleh kita cicipi dan rasanya pasti manis segar dan dingin.

7. Langkah ketujuh
Daging buah rambutan yang kita awetkan sudah jadi dan sudah siap dihidangkan untuk dimakan sehabis keluarga makan atau sebagai pencuci mulut rasanya tentu manis dan segar, yang harus diperhatikan agar daging buah rambutan yang kita awetkan ini bisa tahan lama kalau kita membuka stoples untuk mengambil daging buah rambutan tersebut, segera setelah pengambilan segera tutup kembali toples dengan baik. Biasanya kala stoples ditutup dengan baik dan jarang dibuka rasa daging buah rambutan itu bisa tahan selama 2 bulan dan rasanya tidak akan berubah.

Demikian cara pengawetan buah rambutan untuk dijadikan makanan pencuci mulut bagi keluarga atau mungkin bisa dijual sebagai jajanan yang enak. semoga artikel ini bermanfaat buat warga belajar dan masyarakat yang ingin mengawetkan dan membuat makanan cuci mulut dari buah rambutan. terimakasih.



May 10, 2014

6 comments: